Jumat, 13 Januari 2017

Nilai- nilai yang terkandung dalam Pendidikan karakter dalam Dunia Pendidikan

Salam, semoga kita semua menjadi orang yang lebih baik lagi kedepan demi tantangan zaman kedepannya, pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Nilai-nilai Pendidikan Karakter. Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education)  dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter. 

 
Berangkat dari permasalahan yang sudah dipaparkan diatas bahwasannya banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini yang berdampak serius, kita merasa prihatin mendengar dan melihat hal tersebut untuk itu perlu adanya penanaman kembali nilai- nilai karakter dalam diri siswa. Sebenarnya mungkin siswa memahami tentang sikap-sikap yang baik namun mereka tidak melakukannya maka dari itu perlu adanya pendidikan karakter.

Sebelum membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter, akan dibahas mengenai pengertiannya terlebih dahulu.


Pengertian Pendidikan Karakter
Berikut merupakan pendapat dari beberapa ahli mengenai pengetian pendidikan karakter. Nilai atau value (bahasa inggris) atau velere (bahasa latin) berarti berguna, mampu akan, berdaya, berlaku dan kuat. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, dan dapat menjadi objek kepentingan (Muslich, 2011:84). Nilai merupakan dasar acuan dan motivasi dalam bertingkah laku di kehidupan sehari-hari. 

Menurut Kemendiknas (2010:3), karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang  terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.  

Menurut Madison J dalam King M. L (1948:136):“Character education is a national movement creating schools that foster ethical, responsible and caring young people by modeling and teaching good character through emphasis on universal values that we all share”. Artinya pendidikan karakter adalah gerakan nasional menciptakan sekolah yang mendorong etika, bertanggung jawab dan merawat orang-orang muda dengan pemodelan dan mengajarkan karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal yang kita semua berbagi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah upaya-upaya terencana dan terperinci guna
dilaksanakan secara sistamatis dan berkesinambungan untuk membantu siswa dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia lainnya, lingkungan, bangsa dan negara yang diwujudkan dalam pikiran, perasaan, sikap, perkataan dan perbuatan.  
 
Budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan yang tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di berbagai media yang kita lihat sehari-hari. Persoalan yang tengah muncul di tengah masyarakat seperti korupsi, kekerasan dan tindakan premanisme, kejahatan seksual, kerusuhan, pola hidup konsumtif, politik yang tidak kondusif, krisis keteladanan menjadi hal yang hangat diperbincangkan di media masa dan keseharian kita. 

Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna menanggulangi permasalahan tersebut diantaranya membuat peraturan, undang-undang, penerapan hukum yang kuat dan pendidikan.  Implementasi pendidikan karakter juga menjadi perhatian dalam kurikulum 2013, hal tersebut terlihat dari struktur kurikulum 2013 yang memuat mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti. Pelajaran Agama dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang berfungsi dalam mengembangkan nilai karakter. Dalam kurikulum 2013 sikap berkarakter tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan (Kaslim, 2013:34 dan 36). 


Untuk mewujudkan implementasikan nilai-nilai karakter di sekolah (pendidikan karakter)  dengan baik yakni dengan memberikan pengetahuan (knowing)  mengenai norma atau nilai sehingga siswa bisa merasakan (feel) hal positif dari nilai tersebut dan siswa menjadi terdorong untuk menginternalisasikan nilai karakter tersebut malalui tindakan (action) mereka sehari-hari (Lickona, 2011:70-74).

Ada 2 (dua) jenis indikator untuk mengetahui perwujudan sekolah dan kelas dalam mengembangkan nilai karakter upaya dalam pendidikan karakter. Pertama, indikator untuk sekolah dan kelas. Kedua, indikator untuk mata pelajaran (Kemendiknas, 2010:24).
Melalui pendidikan diharapkan dapat mengurangi masalah mengenai budaya serta karakter bangsa yang telah dikemukakan tadi. Pendidikan merupakan tindakan awal yang bersifat preventif karena pendidikan bertujuan membangun generasi bangsa yang lebih baik. Pemerintah melalui Kemendiknas telah melakukan berbagai kebijakan dan alternatif dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah. Salah satu upaya tersebut tertuang dalam buku pedoman sekolah. Buku pedoman tersebut berisi tentang bagaimana caranya sekolah agar dapat berhasil dalam mengembangkan budaya dan karakter bangsa. Pedoman tersebut memaparkan bahwa pendidikan dan budaya karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter
bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
 
Demikian pembahasan mengenai nilai-nilai dalam pendidikan kurikulum. semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi anda.

Load disqus comments

0 komentar